Pernikahan adat Jawa adalah upacara sakral yang menyatukan dua keluarga besar. Jika Anda Jawa atau calon Anda Jawa, Anda harus tahu bagaimana prosesnya.
Karena mereka yang paling banyak tinggal di tanah air mereka, pernikahan suku Jawa sangat sering terjadi. Tidak mengherankan bahwa kebiasaan ini sangat dipraktikkan. Sebenarnya, hampir setiap suku memiliki tradisi pernikahan yang berbeda.
Sebelum menikah, sangat penting untuk memahami prosesi adatnya. Ini terutama berlaku untuk prosesi pernikahan adat Jawa, yang sangat banyak dan mungkin terlihat rumit. Dalam artikel berikutnya, kita akan mempelajarinya secara bertahap.
PROSESI DALAM PERNIKAHAN ADAT JAWA
Dalam adat Jawa, ada banyak prosesi yang harus dilakukan sebelum menikah. Pada tahap ini, Anda harus menyiapkan sejumlah barang yang memiliki arti tertentu.
Tahap ini sebenarnya memiliki arti khusus karena merupakan waktu untuk calon pengantin dan keluarganya mempersiapkan diri. Selanjutnya, Anda harus meminta doa dari orang-orang yang Anda sayangi agar pernikahannya berjalan dengan baik dan kehidupan selanjutnya.
1. TARUB
Memasang tarub adalah langkah pertama dalam melangsungkan pernikahan adat Jawa. Tarub adalah atap sementara. Tempatnya biasanya di halaman rumah calon mempelai.
Kemudian, janur kuning yang melengkung dipasang di atas tarub. Istilah “janur kuning melengkung” tampaknya sudah tidak asing lagi, bukan? Janur kuning yang cantik adalah simbol doa.
maksudnya adalah untuk mendapatkan cahaya Tuhan sehingga pernikahan dapat berjalan lancar dan memiliki kehidupan yang bahagia. Janur ini memiliki tujuan filosofis dan bermanfaat bagi tamu.
Pranata Wedding Organizer – +6282135207235
Dengan kata lain, menandai rute. Dengan melihat lambang janur kuning di halaman rumah, pasti sangat mudah untuk menemukan lokasi pernikahan, bukan? Janur kuning yang digunakan dalam pernikahan Jawa memang terlihat jelas dari jarak jauh.
2. BLAKETEPE
Selain menyiapkan tarub dan janur kuning, Anda juga harus membawa blaketepe. Blaketepe adalah anyaman dari daun kelapa tua yang dipasang oleh orang tua calon mempelai wanita. Jadi, bukan hanya memasang janur kuning saja.
3. TUWUHAN
Dalam pernikahan adat Jawa, tumbuh-tumbuhan, seperti pisang raja, kelapa muda, batang padi, dan janur, diletakkan di sisi kiri dan kanan gerbang. Calon mempelai mendapatkan harapan dari tuwuhan ini.
Harapan mereka adalah anak-anak mereka sehat, moral, berkecukupan, dan bahagia. Oleh karena itu, setiap persiapan ini memiliki arti khusus yang mendukung calon pengantin.
TAHAPAN PRANIKAH ADAT JAWA BAGI CALON MEMPELAI
Kalau di tahap sebelumnya hanya menyiapkan barang tertentu, kali ini calon pengantin perlu melakukan aktivitas khusus. Tentu aktivitas ini juga mempunyai makna khusus jadi jangan sampai dilewatkan ya.
1. SUNGKEMAN
Pertama, kedua calon mempelai wajib melakukan sungkeman kepada orang tua masing-masing. Tujuannya ialah memohon doa dan restu dari kedua orang tua. Tentu sebagai seorang anak, untuk melakukan segala sesuatu perlu doa restu dari orang tua.
2. SIRAMAN
Setelah sungkeman, berikutnya ialah siraman yang dimaksudkan untuk menyucikan diri. Sehingga saat hari pernikahan adat Jawa tiba, calon mempelai dalam keadaan suci lahir dan batin.
3. ADOL DAWET
Adol dawet dilaksanakan ketika hari pernikahan telah tiba. Akan tetapi, ritual ini dilakukan oleh orang tua calon mempelai. Jadi, mereka berjualan dawet kepada tamu undangan.
Nantinya, tamu undangan yang hadir dalam acara akan membeli dawet menggunakan pecahan genting sebagai mata uang. Tidak diperkenankan memakai uang sungguhan apalagi kartu kredit ya.
Sebab, maksudnya memang bukan jual beli sungguhan. Melainkan hanya simbolis saja. Prosesi ini mempunyai tujuan menghadirkan contoh kepada calon mempelai bahwa hidup sesudah pernikahan memerlukan sikap gotong royong.
4. MIDODARENI
Dalam pernikahan adat Jawa, midodareni ialah prosesi malam hari sebelum waktu akad esok harinya. Prosesi ini menjadi harapan supaya calon mempelai perempuan tampil layaknya bidadari keesokan harinya.
Dalam ritual ini, calon mempelai perempuan hanya ditemani oleh keluarga saja. Tidak diperkenankan bertemu dengan calon mempelai laki-laki sebab akan mendapat nasihat mengenai pernikahan.
Baca Juga : Paket Wedding Organizer Semarang Murah Berkualitas 2023
TAHAP PUNCAK PERNIKAHAN MENGGUNAKAN ADAT JAWA
Setelah menyiapkan sejumlah barang dan melakukan aktivitas pranikah, maka selanjutnya ialah masuk ke tahap puncak atau acara inti. Tahap ini telah masuk ke hari pernikahan.
UPACARA ATAU AKAD
Sepertinya ini adalah momen paling mendebarkan dalam pernikahan adat Jawa. Yakni ketika calon mempelai laki-laki mengucapkan sumpah di hadapan penghulu, orang tua, wali dan tamu undangan untuk menunjukkan kesungguhan menikah.
Pernahkah Anda melihat calon mempelai laki-laki tampak begitu gugup di hadapan penghulu? Bahkan mungkin melakukan kesalahan lucu? Memang, pada tahap ini begitu mendebarkan bagi calon mempelai.
PANGGIH
Tahap berikutnya ialah panggih yang maknanya adalah bertemu. Ritual ini merupakan prosesi dimana kedua pengantin yang sudah resmi menikah akan dipertemukan sebagai pasangan suami istri.
BALANG GANTAL
Proses berikutnya di pernikahan adat Jawa ialah balang gantal. Gantal ini maksudnya ialah sirih. Jadi, mempelai laki-laki akan melemparkan gantal ke arah pengantin perempuan sebagai tanda sudah mengambil hatinya.
Sementara mempelai perempuan akan melempar gantal ke arah pengantin laki-laki pada bagian lutut. Maknanya ialah sebagai bukti bakti kepada sang suami. Sangat romantis ya?
WIJIKAN
Wijikan merupakan prosesi dimana pengantin perempuan akan menyirami kaki pengantin laki-laki sebanyak tiga kali. Hal ini menggambarkan bentuk bakti kepada sang suami dan menyingkirkan segala halangan dalam menuju rumah tangga bahagia.
SINDURAN
Sinduran ialah prosesi dimana kedua pengantin dibalut memakai kain sindur sambil diantar menuju pelaminan oleh ayah pengantin perempuan. Kain sindur ini mempunyai warna merah dan putih.Warna tersebut menghadirkan keberanian bagi pengantin untuk membangun hidup yang penuh semangat dan gairah. Sebab, setelah ini kehidupan mereka harus dijalani bersama-sama, bukan lagi sendiri-sendiri.
LANJUTAN PROSESI PERNIKAHAN DALAM ADAT JAWA
Prosesi pernikahan adat Jawa memang begitu panjang dan penuh makna. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa tidak penting untuk mengikuti semua ritualnya. Padahal, setiap ritual menyimpan harapan baik untuk kehidupan setelah pernikahan nanti.
BOBOT TIMBANG
Prosesi ini dilaksanakan oleh ayah pengantin perempuan dengan menimbang anak sendiri dan menantu. Yakni dengan memangku keduanya. Lantas, ibu akan bertanya siapa yang lebih berat diantara keduanya.
Nantinya ayah perlu menjawab keduanya sama beratnya. Maksudnya bukan berat sungguhan dalam hal kuantitas. Melainkan bahwa tidak ada perbedaan kasih sayang yang akan diberikan kepada keduanya.
NGUNJUK RUJAK DEGAN
Prosesi pernikahan adat Jawa ini melibatkan rujak degan. Yakni minuman yang dibuat memakai bahan serutan kelapa muda. Nantinya satu keluarga harus meminumnya secara bergantian memakai satu gelas saja.
Diawali dari ayah, kemudian ibu, baru kedua pengantin. Rujak degan dalam prosesi ini melambangkan air suci yang akan membersihkan rohani dari semua anggota keluarga pengantin.
DULANGAN
Dulangan ialah prosesi yang mana kedua pengantin akan saling menyuapi satu sama lain tiga kali. Hal ini menjadi lambang bahwa keduanya akan saling menolong dan membantu satu sama lain sampai hari tua.
SUNGKEMAN
Proses penutup ialah melakukan sungkeman. Kedua pengantin perlu sungkem kepada orang tua masing-masing dan juga mertua. Hal ini menjadi lambang penghormatan kepada orang tua yang sudah berjasa membesarkan mereka sampai menikah.
Setiap suku umumnya mempunyai adat tertentu dalam melaksanakan pernikahan. Begitu pula dengan suku Jawa. Pernikahan adat Jawa sendiri terdiri atas beberapa prosesi yang sarat akan makna.